Suasana haru dan bangga menyelimuti halaman UPT SMA Negeri 10 Luwu Timur pada acara perpisahan sebanyak 223 siswa -siswi Angkatan XVI Sabtu,(11/04/2025).
Mengangkat konsep budaya dan multibahasa, acara perpisahan tahun ini terasa istimewa: tiga orang siswi yang jadi pemandu acara membawakan prosesi dalam tiga bahasa sekaligus — Indonesia, Inggris, dan Bugis.
Acara diawali dengan penampilan memukau tarian “Puja to Manurung” oleh para siswa sebagai penghormatan terhadap kearifan lokal. Deretan tamu penting turut hadir memberikan makna lebih dalam prosesi ini, di antaranya Camat Tomoni Timur Yulius, anggota DPRD Luwu Timur, Kapolsek, Danramil, Kepala UPT SMA Negeri 10, Kepala KUA, para kepala sekolah se-kecamatan, komite sekolah, serta para orang tua siswa.
Dalam sambutannya, Kepala UPT SMA Negeri 10 Luwu Timur, Imam Sopi’i, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian para siswa. Ia menegaskan bahwa meski sekolah ini secara geografis berada di tengah area persawahan dan baru berdiri 18 tahun lalu, kualitas pendidikan yang diberikan tak bisa dipandang sebelah mata.
“Kami mungkin urutan ke-10 saat berdiri, dan berada di pinggir sawah. Tapi dari segi prestasi, kami bisa bersaing. Kami tidak kalah,” tegas Imam dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah.
Selama hampir dua dekade berdiri, SMA Negeri 10 Luwu Timur telah melahirkan sekitar 3.500 alumni. Tahun ini, 13 siswa berhasil menembus berbagai perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi, mempertegas eksistensi sekolah yang tak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga nonakademik.
Imam juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam proses pendidikan. “Kami sadar guru punya keterbatasan. Maka kami minta peran serta orang tua dalam mendidik anak-anak. Selain cerdas, akhlaknya juga harus baik,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Tomoni Timur, Yulius, dalam arahannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa, guru, dan orang tua atas keberhasilan ini. Ia menyebut momen kelulusan sebagai penanda berakhirnya satu babak dan awal dari perjalanan baru.
“Dunia di luar sana penuh tantangan. Jadilah generasi tangguh, kreatif, dan berakhlak mulia. Ilmu yang kalian dapat di sini bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk keluarga, masyarakat, dan kemajuan Tomoni Timur,” pesannya penuh semangat.
Ia juga memuji dedikasi para pendidik sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang telah membentuk karakter generasi muda. Kepada para orang tua, ia mengucapkan terima kasih atas sinergi dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung kemajuan daerah.
Acara perpisahan ditutup dengan penuh haru, namun juga optimisme. Sebuah perayaan sederhana, namun sarat makna, bahwa di tengah sawah pun, asa dan cita-cita bisa tumbuh subur dan melangit.
@red