MATAPUBLIK-Warga Desa Pandayora bersama sejumlah warga desa lainnya di Kecamatan Pamona selatan, Kabupaten Poso , propinsi Sulawesi Tengah, Jumat 26/7/2024 merayakan Padungku. Tradisi Padungku merupakan bentuk ucapan syukur masyarakat Suku Pamona atas hasil panen setelah mengelola lahan pertanian selama setahun.
Perayaan Padungku diikuti oleh seluruh warga desa. Di setiap rumah, warga siap menyambut tamu yang akan berkunjung. Kegiatan saling berkunjung ke rumah warga dari desa lainnya merupakan bentuk silaturahmi antara warga setempat dengan masyarakat yang merayakan Padungku.
Untuk melayani tamu, warga yang merayakan Padungku wajib menyiapkan berbagai hidangan hasil pertanian. Menu utama dalam ucapan syukur ini adalah dinaha atau nasi bambu.
Dinaha atau nasi bambu, merupakan olahan beras pulut mentah yang dicampur dengan bawang goreng dan dengan sedikit jahe serta sari daun pandan.
Selain dinaha, berbagai hidangan disajikan untuk menjamu para tamu, baik hidangan khas Pamona selatan maupun jajanan pasar yang familiar ditemukan di banyak daerah. Saat menyantap dinaha, masyarakat biasanya akan menyiapkan lauk pauk pendamping berupa bebek, ayam ( dangkot) yang dimasak dengan campuran rempah-rempah lengkuas, jahe, dan lainnya.
Selain kedua hidangan tersebut, masih banyak lagi hidangan lainnya yang disiapkan seperti burasa (lontong bersantan), ketupat, dan ikan bakar yang disiapkan tuan rumah.
Padungku sebenarnya merupakan perpaduan antara tradisi adat masyarakat Nasrani khususnya Suku Pamona dan Mori, suku Kabupaten Poso, untuk mengucap syukur atas berkat yang telah Tuhan berikan.
Suasana di salah satu rumah warga di pandayora saat perayaan Padungku, yang merupakan tradisi budaya Suku pamona
Tuan rumah saat memberikan dinaha sebagai oleh-oleh kepada tamu yang datang berkunjung di acara Padungku.(Red)