Matapublik.net-Luwu Timur, Sulawesi Selatan – Banjir yang melanda Desa Lamaeto, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur, beberapa pekan lalu telah mengakibatkan 200 hektare sawah milik warga mengalami gagal panen. Kerugian dari pertanian diperkirakan mencapai Rp 500 juta karena tanaman padi yang tersapu banjir masih berumur 2 bulan.
Sekdes Desa Lamaeto bersama Dusun Salok Malotong turun ke lokasi bencana untuk melakukan pengecekan saluran air dan menghitung kerugian petani. Kepala Dusun menjelaskan bahwa kerugian tanaman padi siap panen yang mati bernilai Rp 500 juta. Belum lagi kerusakan sebagian tanaman padi secara keseluruhan yang mencapai 100 hektar.
“Setiap hektare rata-rata kerugian untuk bibit, pengolahan, dan pupuk Rp 10 juta,” ungkapnya.
Petani yang terdampak banjir berharap agar pemerintah memberikan bantuan benih dan pupuk, serta dukungan untuk pemulihan lahan pertanian agar dapat kembali produktif setelah banjir surut, dan juga berharap adanya mitigasi banjir di masa depan.
Petani yang gagal panen juga berharap mendapatkan perlakuan khusus, seperti program CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan negara untuk mendapatkan akses pupuk, “Tutup kadus Lamaeto.
@jkp