Kelompok Lumbung Pangan Sri Makmur Desa Cendana Hitam menggelar Rapat Akhir Tahun (RAT) pada Selasa, 14 Januari 2025, di Balai Desa Cendana Hitam.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Camat Tomoni Timur Yulius, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Darfan, Penjabat Kepala Desa Cendana Hitam Marsuki, Koordinator BPP Tomoni Yudit, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Cendana Hitam Sukadi, serta pengurus dan anggota kelompok lumbung pangan Sri Makmur.
Ketua kelompok, Made Dana, melaporkan ketidakhadiran beberapa anggota dalam RAT karena berbagai alasan.Dalam kesempatan tersebut, disampaikan laporan keuangan per 31 Desember 2024, dengan rincian pendapatan sebesar Rp16.710.750, pengeluaran Rp4.302.000, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) mencapai Rp12.408.750. ia juga mengatakan Lumbung pangan ini memiliki kapasitas penyimpanan hingga 4 ton.
Camat Tomoni Timur, Yulius, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran lumbung pangan dalam mendukung ketahanan pangan desa. “Lumbung pangan berfungsi sebagai penyimpanan cadangan pangan hasil panen, terutama padi atau bahan pangan pokok lainnya. Ini sangat bermanfaat saat terjadi kelangkaan pangan akibat musim paceklik, bencana alam, atau fluktuasi harga pasar,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa lumbung pangan memiliki fungsi sebagai stabilisator ketersediaan pangan, meningkatkan keamanan pangan, dan menjadi solusi dalam menghadapi krisis pangan. “Dengan adanya lumbung pangan, desa dapat mengantisipasi risiko kekurangan pangan baik dalam jangka pendek maupun panjang,” imbuhnya.
Sementara penjabat Kepala Desa Cendana Hitam, Marsuki, menyoroti minimnya kehadiran anggota kelompok dalam RAT. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif anggota dalam forum ini. “Ke depan, kita berharap jumlah yang hadir lebih banyak karena RAT ini bersifat wajib. Ketika kita menuntut hak, mestinya kita juga ingat kewajiban,” tandas Marsuki.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Darfan, menjelaskan pentingnya pengelolaan lumbung pangan sebagai upaya mencapai kemandirian pangan desa. “Melalui lumbung pangan, desa tidak sepenuhnya bergantung pada pasokan dari luar wilayah,” ujarnya.
Koordinator BPP Tomoni Timur, Yudit, menekankan bahwa lumbung pangan adalah wujud kearifan lokal yang mendukung ketahanan pangan desa. “Dengan pengelolaan yang baik, lumbung pangan dapat menjadi fondasi untuk membangun desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” jelasnya.
Rapat Akhir Tahun ini menjadi momentum refleksi dan penguatan komitmen bersama dalam pengelolaan lumbung pangan, demi mewujudkan Desa Cendana Hitam yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan.(#)